Perusahaan
industri, jasa maupun dagang sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari
kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan mempertajam
persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin
kritis atas pemanfaatan secara optimal penggunaan berbagai sumber dana dan
sumber daya yang ada.
Sebagai konsekuensi logis dari timbulnya persaingan yang
semakin tajam, ada tiga kemungkinan yaitu mundur, bertahan atau tetap unggul
dan bahkan semakin berkembang. Agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan
berkembang diperlukan upaya penyehatan dan penyempurnaan meliputi peningkatan
produktivitas, efisiensi serta efektifitas pencapaian tujuan perusahaan.
Menghadapi hal ini, berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan
ditingkatkan. Kebijakan yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan
pengawasan dalam perusahaan (internal control).
Pentingnya
mengembangkan program audit yang mencakup prosedur menyeluruh untuk mengaudit
saldo kas, atau penerimaan kas, adalah penting karena dapat mempengaruhi
keuntungan organisasi. Auditor harus melakukan prosedur audit pengendalian
internal perusahaan untuk mendeteksi segala kekurangan. Dia juga harus
melakukan pengujian substantif atas rincian, tes untuk mendeteksi lapping dan
prosedur analitik sehingga ia dapat menyimpulkan bahwa saldo kas yang cukup
akurat.
Pengendalian
internal yang berkaitan dengan transaksi penerimaan kas menjaga organisasi dari
pencurian. Mekanisme kontrol internal auditor harus diperiksa meliputi dokumen
yang menetapkan akuntabilitas untuk penerimaan kas dan penyelesaian deposito
bank, ringkasan kas harian dan akurat slip setoran, membutuhkan entri jurnal
harian yang posting jumlah yang diterima ke rekening pelanggan dan pemisahan sesuai
tugas. Ini adalah prosedur pertama dalam audit penerimaan kas dan saldo kas.
Lapping
adalah suatu ketidakberesan yang dilakukan dengan sengaja untuk menyalahgunakan
penerimaan kas untuk sementara waktu atau secara permanen. Lapping dapat
dilakukan kalau seseorang memiliki wewenang menerima kas dan menyelenggarakan
buku piutang. Auditor harus menilai kemungkinan terjadinya lapping dengan
memperoleh pemahaman tentang pemisahan tugas dalam penerimaan dan
pencatatan penagihan dari pelanggan.
1.
Tanda-tanda Lapping
a. Berlebihan kesalahan penagihan
b. Memperlambat perputaran piutang
c. Berlebihan writeoffs piutang
d. Keterlambatan dalam posting
pembayaran pelanggan
e. Akun tentang rincian piutang tidak
sama dengan buku besar
f. Penurunan pembayaran piutang
g. Banyak keluhan dari pelanggan
2. Prosedur audit untuk menemukan lapping:
a.
Lakukan
konfirmasi piutang usaha
b.
Lakukan
penghitungan kas secara mendadak
c.
Bandingkan rincian jurnal penerimaan
kas dengan rincian slip setoran harian
Menurut kamus audit, Kitting merupakan transfer uang dari satu bank ke bank lain dan pembukuan
transfer yang tidak semestinya sehingga jumlah yang dibukukan sebagai
aktiva di dalam kedua akun itu; praktek ini digunakan dengan
penyelewengan guna menyembunyikan defalkasi kas.
Kitting yang mungkin ketika kelemahan pengendalian
internal mengizinkan satu orang untuk masalah dan memeriksa catatan atau kolusi
ada antara dua orang yang bertanggung jawab atas dua fungsi. Kiting dapat
dideteksi dengan mendapatkan dan menggunakan pernyataan cutoff bank karena cek
kitted kliring pada Januari tidak akan muncul pada daftar cek yang beredar untuk
Desember dan melakukan tes cutoff tunai karena cek terakhir dikeluarkan pada
bulan Desember tidak akan disimpan di cek mendaftar. "Kitting terjadi ketika cek
ditarik pada satu bank disimpan di bank lain dan tidak ada catatan terbuat dari
pencairan terhadap saldo bank pertama."
Kitting terdeteksi dengan mempersiapkan jadwal transfer
bank, Transfer Bank Jadwal: Ini adalah dokumen yang disiapkan oleh auditor untuk
merekam semua transfer antar rekening bank perusahaan selama beberapa hari
sebelumnya, dan beberapa hari setelah akhir tahun tanggal transfer dicairkan di
bank dan tanggal mereka dicatat dalam buku dasarnya auditor memeriksa apakah
deposit dan penarikan dicatat dalam periode akuntansi yang sama. Kiting
ditunjukkan ketika tanggal distempel oleh bank penerima mendahului tanggal
pencairan dicatat.
Contoh
Kasus Lapping :
Pada perusahaan A terdapat piutang dari pihak X, pihak Y, pihak Z.
Pelunasan dari pihak X ditunda pencatatannya sampai terjadi pelunasan dari
pihak Y. Baru kemudian piutang piutang pihak X dicatat di rekening perusahaan.
Begitu seterusnya sampai terbongkar penipuan tersebut
Contoh
Kasus Kitting :
Koorporasi A memiliki
2 anak perusahaan B&C. penarikan cek dilakukan atas rekening C, tetapi
tercatat sebagai pengeluaran di buku besar rekening B. jadi dalam koorporasi A
tersebut perputaran dana seolah-olah seimbang karena kedua anak perusahaan
saling menutupi.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon komentarnya :-)